Jakarta, 21 Februari 2020 - MyProtection News
Perihal kecanduan gawai atau kopi mungkin Anda sudah pernah mendengarnya. Bagaimana dengan kecanduan gula?
Saat ini banyak orang yang mulai “ketergantungan dengan gula”. Sayangnya, perilaku tak sehat ini bisa memicu penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kenaikan berat badan.
Apakah Anda sekadar menyukai makanan atau minuman manis atau sudah mengalami kecanduan? Dikutip dari The Jakarta Post, inilah 6 tanda Anda kecanduan gula.
Apakah Anda mulai merasa bahwa konsumsi gula sehari-hari Anda berlebihan? Namun, apakah Anda menemukan diri untuk mulai “sembunyi-sembunyi” mengonsumsi makanan atau minuman manis agar tak diketahui orang? Atau bahkan Anda berusaha mencari pembenaran atas konsumsi gula berlebihan. Selalu mencari alasan atau pembenaran untuk mengonsumsi gula bisa jadi pertanda awal Anda kecanduan.
Ketika Anda mengomsumsi gula dalam jumlah besar tapi rasanya Anda tetap ngidam makanan manis, inilah pertanda Anda kecanduan gula.
Sayangnya konsumsi gula yang besar bisa menurunkan kadar gula darah dalam tubuh dan mendorong rasa ngidam yang lebih kuat.
Perut kenyang tapi masih menginginkan sajian penutup yang manis? Selain makan ketika sudah sangat kenyang, Anda juga harus memperhatikan pola makan Anda. Misalnya, apakah Anda sering ngemil saat tidak lapar, stress, atau bosan? Jenis makanan apa yang Anda konsumsi? Jika Anda sering kali makan, khususnya mengonsumsi makanan manis saat tidak merasa lapar, hal ini bisa jadi pertanda bahwa Anda kecanduan gula.
Berdasarkan penelitian, orang-orang yang mengonsumsi gula dalam volume yang besar cenderung kurang mengonsumsi makanan bernutrisi sehat. Akhirnya, tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Ketika tubuh kekurangan nutrisi, biasanya kita akan ngidam makanan asin.
Lisa Richards, seorang nutrisionist, mengatakan bahwa keinginan untuk makan makanan gurih dan asin merupakan salah satu tanda dari tubuh agar Anda mengurangi asupan gula dan meningkatkan asupan nutrisi sehat.
Saat Anda ingin mulai mengurangi konsumsi gula, maka bisa jadi Anda akan merasakan gejala “putus obat”. Sama seperti kecanduan zat pada umumnya, Anda mungkin akan merasakan pusing, kelelahan, keinginan kuat untuk mengonsumsi gula, nyeri otot, mual, bahkan insomnia. Oleh karena itu, Anda disarankan mengurangi konsumsi gula sedikit demi sedikit tiap harinya agar tubuh bisa beradaptasi.
Sebagian orang merokok ketika merasa stress, sebagian lagi mengandalkan makanan untuk membuat diri merasa lebih baik. Seseorang yang bergantung pada makanan manis untuk mengatasi stress, menenangkan diri, dan mengatasi isu psikologis lainnya bisa disebut sebagai pecandu gula.
Salam,
Sahabat MyProtection
Jakarta, 22 April 2020 - MyProtection News
Rasa cemas merupakan hal yang lumrah dirasakan oleh banyak orang. Namun, rasa cemas berlebih bisa mengganggu kegiatan sehari-hari. Apalagi, menghadapi pandemi COVID-19, tentu saja masyarakat bisa merasa sangat khawatir terhadap keselamatan diri dan keluarga.
Ciri dari gangguan kecemasan adalah rasa khawatir dan gugup/cemas secara konstan atau terus-menerus. Gangguan kecemasan ini bisa timbul akibat gangguan pada otak, lingkungan internal dan eksternal.
Penderita gangguan kecemasan bisa mengurangi gejalanya dengan mengonsumsi obat, berolahraga, dan latihan bernapas. Ternyata, ada juga beberapa makanan yang bisa membatu mengurangi rasa cemas Anda.
Dikutip dari Healthline, ada 5 bahan makanan yang bisa membantu mengurangi rasa cemas:
Salmon dikatakan dapat mengurangi rasa cemas. Salmon sendiri memiliki banyak nutrisi yang baik untuk tubuh seperti vitamin D, omega-3, eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA). EPA dan DHA bisa membantu menghasilkan zat dopamin dan serotonin yang memberikan efek menenangkan pada tubuh. Vitamin D juga dikatakan bisa menenangkan saraf.
Mengonsumsi dark chocolate bisa bermanfaat untuk Anda. Darck chocolate mengandung flavonol, yaitu antioksidan yang berguna bagi otak.Flavonol memperlancar aliran darah ke otak dan mendorong otak bereaksi lebih baik terhadap stress. Sehingga, Anda bisa beradaptasi dengan baik terhadap rasa cemas dan stress.
Sejak dulu, chamomile merupakan herbal yang terkenal dengan fungsi menenangkan saraf. Chamomile mengandung banyak antioksidan untuk membantu melawan inflamasi dan meringankan gejala kecemasan berlebih. Anda bisa menikmati chamomile dalam bentuk teh untuk membantu diri menjadi lebih rileks.
Rempah andalan Indonesia ini mengandung senyawa bernama curcumin. Nantinya, curcumin akan berguna untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah gangguan kecemasan. Kunyit juga mudah didapat oleh masyarakat. Anda bisa mengolahnya menjadi minuman atau dicampur sebagai bumbu makanan.
Anda pastinya sudah mengenal teh hijau beserta segudang manfaatnya. Teh hijau sendiri memiliki kandungan bernama L-theanine, yaitu asam amino yang membantu menjaga kesehatan otak dan mengurangi gejala cemas berlebih.
Jika Anda mengalami gangguan kecemasan, maka Anda bisa mencoba mengonsumsi makan di atas, bermeditasi, berolahraga, dan jangan lupa berkonsultasi dengan ahli. Kesehatan fisik dan mental Anda adalah prioritas!
Salam,
Sahabat MyProtection